Polisi Prancis telah menahan empat orang, termasuk seorang anak di bawah umur, sehubungan dengan pembunuhan brutal seorang guru sekolah di Conflans-Saint-Honorine dekat Paris yang digambarkan oleh Presiden Emmanuel Macron sebagai terorisme Islam.
Pelaku, yang menyerang guru pada Jumat sore sambil diduga berteriak “Allahu Akbar,” Atau “Tuhan itu Hebat,” kemudian dihadapkan dan dibunuh oleh polisi di Eragny terdekat. Guru itu ditusuk di tenggorokan atau “Dipenggal,” menurut media Prancis.
Pihak berwenang Prancis belum mengkonfirmasi identitas pelaku secara resmi. Namun, beberapa outlet, mengutip sumber dan media sosial yang tidak disebutkan namanya, telah mengidentifikasinya sebagai “etnis Chechnya” diduga lahir di Moskow pada tahun 2002 dan dibawa ke Prancis saat masih kecil. Kedutaan Besar Rusia di Paris telah meminta informasi tentang terduga pelaku dari pemerintah Prancis pada Jumat malam, tetapi belum mendapat tanggapan.
Juga di rt.com
Macron sebut pembunuhan guru Prancis ‘dipenggal’ sebagai ‘serangan teroris Islamis’
Serangan brutal itu dilaporkan dimotivasi oleh guru yang menunjukkan kartun Nabi Muslim Mohammed kepada para siswa, sebagai bagian dari ceramah tentang kebebasan berbicara. Islam menganggap penggambaran visual nabi itu dapat dihujat dengan kematian.
Berbicara di komune pada Jumat malam, Presiden Macron menyebut serangan itu sebagai tindakan “Terorisme Islamis” dan mengatakan itu ditujukan untuk Republik Prancis itu sendiri dan nilai-nilai Pencerahannya. Dia mendesak rakyat Prancis untuk berdiri bersama, karena para teroris ingin mereka terpecah belah.
“Mereka tidak akan lulus,” Kata Macron.
Juga di rt.com
TONTON adegan prancis menyerang di mana pria ‘memenggal kepala’ guru yang ‘menunjukkan kartun Nabi Mohammed’ di sekolah
Pikirkan teman-teman Anda akan tertarik? Bagikan cerita ini!
Bookmark :
http://3.114.89.57/