Pengadilan di Baghdad telah meminta agar Presiden Donald Trump ditahan sebagai bagian dari penyelidikan pembunuhan seorang kepala milisi Syiah yang tewas dalam serangan udara AS bersama Jenderal Iran Qassem Soleimani.
Pengadilan investigasi di distrik al-Rusafa Baghdad “Mengeluarkan surat perintah penangkapan” melawan “Presiden Amerika Serikat yang akan keluar, Donald Trump,” Dewan Yudisial Tertinggi Irak mengatakan dalam sebuah pernyataan di situsnya.
Pengadilan tersebut ditugaskan untuk menyelidiki kematian seorang pemimpin kuat milisi Syiah yang didukung Iran, Abu Mahdi al-Muhandis. Proses terhadap Trump diluncurkan sesuai dengan Pasal 406 KUHP Irak, yang membahas pembunuhan berencana dan diperparah, kata pernyataan itu.
Dewan Yudisial Tertinggi mengatakan pada akhir Desember bahwa pengadilan sedang mempelajari klip video dari pernyataan Trump terkait dengan kasus tersebut.
Juga di rt.com
Iran Minta Interpol Bantu Tangkap Trump dan 47 Pejabat AS Lainnya Terkait Pembunuhan Jenderal Soleimani pada 2020 – Juru Bicara Kehakiman
Pada Januari 2020, al-Muhandis tewas dalam serangan udara AS di dekat bandara Baghdad bersama dengan Qassem Soleimani, yang memimpin Pasukan Quds, sebuah unit Korps Pengawal Revolusi Islam Iran yang bertanggung jawab atas operasi di luar negeri.
Pejabat AS mengatakan bahwa Soleimani dan al-Muhandis, yang masuk daftar hitam pemerintah AS pada 2009, sedang melakukan dan merencanakan serangan teroris terhadap orang Amerika di Irak.
Pembunuhan itu langsung memicu keributan besar di Teheran, serta di Baghdad, terutama di kalangan politisi Syiah, karena milisi yang dipimpin oleh al-Muhandis sedang memerangi Negara Islam (IS, sebelumnya ISIS).
Tak lama setelah serangan udara, parlemen Irak mengeluarkan resolusi tidak mengikat yang mendesak pemerintah untuk mengusir pasukan AS dari negara itu dan menutup wilayah udara Irak untuk pesawat tempur Amerika.
Pikirkan teman Anda akan tertarik? Bagikan cerita ini!
Bookmark :
http://3.114.89.57/